Jumat, 16 Desember 2011

Tanjungsari ART festival


SMAN TANJUNGSARI MEMPERSEMBAHKAN : TANSARTFEST 2011 "balik deui ka sunda"

 Kompetisi Band Dan Fotografi

 Minggu, 18 Desember 2011 | 10.00-21.00 WIB | @ SMAN TANJUNGSARI SUMEDANG |

 performance by :

 - ROCKET ROCKERS
 - CLOSEHEAD
 - THE DOGERMONYET
 - TEENAGE PINOCCHIO
 - KARINDING ABAH OLOT
 - SATATA
 - ATRAKSI REAK
 - PENCAK SILAT
 - PAMERAN FOTOGRAFI DENGAN TEMA "SUNDA"
 - BAZZAR JAJANAN SUNDA

 HTM :

 presale 20.000
 On The Spot 25.000

 infotiket : 085724241236

Kamis, 15 Desember 2011

Sejarah & Asal Usul Sea Games

Sejarah dan Asal Usul Sea Games
Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara atau SEA Games (Southeast Asian Games) adalah ajang olahraga yang diadakan setiap dua tahun dan melibatkan 11 negara Asia Tenggara. Peraturan pertandingan di SEA Games dibawah naungan Federasi Olahraga Asia Tenggara (Southeast Asian Games Federation) dengan pengawasan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia (OCA).
Sejarah
Asal-usul SEA Games berhubungan erat dengan Southeast Asian Peninsular Games atau SEAP Games. SEAP Games dicetuskan oleh Laung Sukhumnaipradit, pada saat itu Wakil Presiden Komite Olimpiade Thailand. Tujuannya adalah untuk mengeratkan kerjasama, pemahaman dan hubungan antar negara di kawasan ASEAN. Thailand, Burma (sekarang Myanmar), Malaysia, Laos, Vietnam dan Kamboja (dengan Singapura dimasukkan kemudian) adalah negara-negara pelopor. Mereka setuju untuk mengadakan ajang ini dua tahun sekali. Selain itu dibentuk juga Komite Federasi SEAP Games. SEAP Games pertama diadakan di Bangkok dari 12 sampai 17 Desember 1959, diikuti oleh lebih dari 527 atlet dan panitia dari Thailand, Burma, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Laos yang berlaga dalam 12 cabang olahraga.
Pada SEAP Games VIII tahun 1975, Federasi SEAP mempertimbangkan masuknya Indonesia dan Filipina. Kedua negara ini masuk secara resmi pada 1977, dan pada tahun yang sama Federasi SEAP berganti nama menjadi Southeast Asian Games Federation (SEAGF), dan ajang ini menjadi Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara. Brunei dimasukkan pada Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara X di Jakarta, Indonesia, dan Timor Leste di Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara XXII di Hanoi, Vietnam.
Walaupun tidak termasuk salah satu negara yang mengikuti SEA Games dari awal, prestasi Indonesia di kancah olah raga se-Asia Tenggara tak bisa dipandang sebelah mata. SEA Games pertama diadakan di Bangkok pada 12-17 Desember 1959, namun Indonesia baru berpartisipasi pada tahun 1977.
Ketika itu Malaysia menjadi tuan rumahnya. Namun sejak bergabung, Indonesia unggul sebagai peraih juara umum sebanyak sembilan kali. Sepanjang sejarah SEA Games, Indonesia berada di posisi teratas perolehan medali yaitu sebanyak 3934. Pada 1997 saat menjadi tuan rumah, Indonesia merebut 194 medali emas. Di SEA Games yang ke 19 tersebut, Indonesia memperoleh rekor perolehan medali emas terbanyak sepanjang sejarah SEA Games.

Inilah Juara Umum Sea Games Dari Masa Ke Masa

TahunAcaraTuan rumahNegaraJuara umum
1977IXKuala LumpurBendera Malaysia MalaysiaBendera Indonesia Indonesia
1979XJakartaBendera Indonesia IndonesiaBendera Indonesia Indonesia
1981XIManilaBendera Filipina FilipinaBendera Indonesia Indonesia
1983XIISingapuraBendera Singapura SingapuraBendera Indonesia Indonesia
1985XIIIBangkokBendera Thailand ThailandBendera Thailand Thailand
1987XIVJakartaBendera Indonesia IndonesiaBendera Indonesia Indonesia
1989XVKuala LumpurBendera Malaysia MalaysiaBendera Indonesia Indonesia
1991XVIManilaBendera Filipina FilipinaBendera Indonesia Indonesia
1993XVIISingapuraBendera Singapura SingapuraBendera Indonesia Indonesia
1995XVIIIChiang MaiBendera Thailand ThailandBendera Thailand Thailand
1997XIXJakartaBendera Indonesia IndonesiaBendera Indonesia Indonesia
1999XXBandar Seri BegawanBendera Brunei BruneiBendera Thailand Thailand
2001XXIKuala LumpurBendera Malaysia MalaysiaBendera Malaysia Malaysia
2003XXIIHanoiBendera Vietnam VietnamBendera Vietnam Vietnam
2005XXIIIManilaBendera Filipina FilipinaBendera Filipina Filipina
2007XXIVNakhon RatchasimaBendera Thailand ThailandBendera Thailand Thailand
2009XXVVientianeBendera Laos LaosBendera Thailand Thailand
2011XXVIJakarta dan PalembangBendera Indonesia Indonesia


Minggu, 11 Desember 2011

Sejarah Saron



Saron barung (tampak depan, dengan tabuh kayu) dan saron panerus (di belakang, dengan tabuh tanduk)
Saron atau yang biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.
Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.

Dari kiri-kanan; saron panerus, saron barung, dan demung, dari STSI Surakarta
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan.
Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata dasar: pathet = pencet)

Sejarah Karinding

Awalnya karinding adalah alat yang digunakan oleh para karuhun untuk mengusir hama di sawah—bunyinya yang low decible sangat merusak konsentrasi hama. Karena ia mengeluarkan bunyi tertentu, maka disebutlah ia sebagai alat musik. Bukan hanya digunakan untuk kepentingan bersawah, para karuhun memainkan karinding ini dalam ritual atau upaca adat. Maka tak heran jika sekarang punkarinding masih digunakan sebagai pengiring pembacaan rajah. Bahkan, konon, karinding ini digunakan oleh para kaum lelaki untuk merayu atau memikat hati wanita yang disukai. Jika keterangan ini benar maka dapat kita duga bahwa karinding, pada saat itu, adalah alat musik yang popular di kalangan anak muda hingga para gadis pun akan memberi nilai lebih pada jejaka yang piawai memainkannya. Mungkin keberadaannya saat ini seperti gitar, piano, dan alat-alat musik modern-popular saat ini.
Beberapa sumber menyatakan bahwa karinding telah ada bahkan sebelum adanya kecapi. Jika kecapi telah berusia sekira lima ratus tahunan maka karinding diperkirakan telah ada sejak enam abad yang lampau. Dan ternyata karinding pun bukan hanya ada di Jawa Barat atau priangan saja, melainkan dimiliki berbagai suku atau daerah di tanah air, bahkan berbagai suku di bangsa lain pun memiliki alat musik ini–hanya berbeda namanya saja. Di Bali bernama genggong, Jawa Tengah menamainya rinding, karimbi di Kalimantan, dan beberapa tempat di “luar” menamainya dengan zuesharp ( harpanya dewa Zues). Dan istilah musik modern biasa menyebut karinding ini dengan sebutan harpa mulut (mouth harp). Dari sisi produksi suara pun tak jauh berbeda, hanya cara memainkannya saja yang sedikit berlainan; ada yang di trim (di getarkan dengan di sentir), di tap ( dipukul), dan ada pula yang di tarik dengan menggunakan benang. Sedangkan karinding yang di temui di tataran Sunda dimainkan dengan cara di tap atau dipukul.
Material yang digunakan untuk membuat karinding (di wilayah Jawa Barat), ada dua jenis: pelepah kawung dan bambu. Jenis bahan dan jenis disain bentuk karinding ini menunjukan perbedaan usia, tempat, dan sebagai perbedaan gender pemakai. Semisal bahan bambu yang lebih menyerupai susuk sanggul, ini untuk perempuan, karena konon ibu-ibu menyimpannya dengan di tancapkan disanggul. Sedang yang laki-laki menggunakan pelapah kawung dengan ukuran lebih pendek, karena biasa disimpan di tempat mereka menyimpan tembakau. Tetapi juga sebagai perbedaan tempat dimana dibuatnya, seperti di wilayah priangan timur, karinding lebih banyak menggunakan bahan bambu karena bahan ini menjadi bagian dari kehidupannya.
Karinding umumnya berukuran: panjang 10 cm dan lebar 2 cm. Namun ukuran ini tak berlaku mutlak; tergantung selera dari pengguna dan pembuatnya—karena ukuran ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap bunyi yang diproduksi.
Karinding terbagi menjadi tiga ruas: ruas pertama menjadi tempat mengetuk karinding dan menimbulkan getaran di ruas tengah. Di ruas tengah ada bagian bambu yang dipotong hingga bergetar saat karindingdiketuk dengan jari. Dan ruas ke tiga (paling kiri) berfungsi sebagai pegangan.
Cara memainkan karinding cukup sederhana, yaitu dengan menempelkan ruas tengah karinding di depan mulut yang agak terbuka, lalu memukul atau menyentir ujung ruas paling kanan karindingdengan satu jari hingga “jarum” karinding pun bergetar secara intens. Dari getar atau vibra “jarum” itulah dihasilkan suara yang nanti diresonansi oleh mulut. Suara yang dikeluarkan akan tergantung dari rongga mulut, nafas, dan lidah. Secara konvensional—menurut penuturan Abah Olot–nada atau pirigan dalam memainkan karinding ada empat jenis, yaitu: tonggeret, gogondangan, rereogan, dan iring-iringan.

Kamis, 17 November 2011

Ulang Tahun Eva

1 hari bersama endag² x2.
Dari pagi belajar pelajaran BI, Fisik, Olah raga, & Sejarah. tumbennya gak ada guru yang marah.
Pas pelajaran Olah raga. semua cewe kompak banget.





si nadia kobe

penampakan tangannya arip w


Puang sekolah kan mau ke rumah eva, ada yang udah duluan pake angkot ada yang vip (nebeng)
pas nyampe rumahnya eva. fofoton dulu di kamarnya eva (kamarnya enakeun+bonekanya GEDE²)









Baru acara suyukuran ulang tahunnya eva di mulai












udah beres, berdoa baru makan² *yeeee

astagfirullah Latiep?


Baim lagi apa?

Izam & Aim


ikannya di makan kucing?

Arip si latip tong di jewer!
kekeluargannya dapet.

udah beres makan² ehh malah pa cemong² pake kueh ulang tahunnya eva. *hmm dasar endag²




angger si zia mah.

aduhh agung.



Udah pada cemang cemong, bebersih weh ada yang keramas, ada yang cuci muka, ada yang basah semua (di mandiin)
karena para cowonya mau main futsal lawan jatinangor (eleh sih). jadi weh pulang cepet² . Huhujanan lagi.
Ekh waktu di jalan si Anditya R S jatoh *hmm masa simon chelly jatoh?


Kesimpulan hari ini : 1 hari bersama endag² x2 yang kararompak, gak ada guru yang marah, futsal kalah *gakpapa, si Andi jatoh, rumahnya eva pabalatak.
Makasih buat x2 yang udah kompak, Makasih buat EVA atas undangannya.

IT'S THE BEST DAY EVER lah